Assalamuálaikum warohmatulloohi wabarokatuh,
Smoga keselamatan dan keberkahan Alllah atas mu saudara-saudaraku seiman...
Dimulakan dengan firman Allah :
Bismillah...
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
Q.S Adz--Dzariyat 51 : 56
Pastinya ayat tersebut diturunkan Allah dengan maksud untuk menjelaskan tugas jin dan manusia di bumi yaitu untuk beribadah kepadaNya sebagai sang Khalik yang telah menciptakan manusia. jin dan alam semesta.
Dalam tafsir Al-Misbah, oleh Quraish Shihab (2003:356) menjelaskan tentang maksud ayat tersebut adalah Allah menciptakan manusia dengan tujuan untuk menyuruh mereka beribadah kepada-Nya, bukan karena Allah butuh kepada mereka. Ayat tersebut dengan gamblang telah menjelaskan bahwa Allah Swt dengan menghidupkan manusia di dunia ini agar mengabdi / beribadah kepada-Nya. Bukan sekedar untuk hidup kemudian menghabiskan jatah umur lalu mati.
Adapun ibadah dalam hal ini adalah menyangkut dari semua amalan manusia yang bersifat penghambaan atau pengabdian diri kepada Allah. Quraish Shihab juga menegaskan bahwa ibadah terdiri dari ibadah besar (mahdhah) dan ibadah kecil (ghairu mahdhah). Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah ditentukan oleh Allah, bentuk, kadar, atau waktunya, seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Ibadah ghairu mahdhah adalah segala aktivitas lahir dan batin manusia yang dimaksudkannya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam hal ini sesuai judul yang penulis utarakan di atas, penulis akan membahas tentang ibadah Shalat yang merupakan tiang dari agama seorang Muslim.
Firman Allah :
Dalam hal ini sesuai judul yang penulis utarakan di atas, penulis akan membahas tentang ibadah Shalat yang merupakan tiang dari agama seorang Muslim.
Firman Allah :
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ
جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى
الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا
"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah
merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat
itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman"
Q.S An-Nisa' 4 : 103
Ayat di atas menegaskan kepada kita bahwa muslim tiap-tiap memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk memelihara shalatnya.
Saudaraku....., tentang arti shalat itu sendiri rasanya telah banyak dituliskan dan merupakan hal yang sangat lazim kita ketahui dan kita kerjakan sehari-hari. Shalat merupakan ibadah yang terstruktur, artinya ibadah yang memiliki aturan dan rukun yang dilakukan secara tertib tanpa meninggalkan salah satu di antaranya dan tidak pula mendahului atau mengakhirkan rukunnya.
Perkara rukun, rukun dalam Shalat itu sendiri ada 13 perkara :
- Niat;
- Berdiri bagi yang mampu;
- Takbiratul ikram;
- Membaca Q.S Al-Fatihah;
- Ruku'
- I'tidal;
- Sujud;
- Duduk di antara dua sujud;
- Duduk Tasyahud akhir;
- Membaca tasyahud akhir;
- Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW;
- Salam;
- Tertib.
Nah sekarang mari kita bahas tentang tauhid yang ada dalam setiap gerakan dan bacaan pada rukun shalat itu.
Pertama, Niat.., niat adalah suatu i'tikad yang tersirat dalam hati seseorang untuk melaksanakan sesuatu...,
Rasulullah SAW bersabda :
Rasulullah SAW bersabda :
"Tidak syah shalatnya kalau tidak hadir Hatinya atau Qalbunya."
secara tauhid niat merupakan kunci dasar dari amalan shalat..., ialah kontak pertama dengan Allah dengan penyerahan diri, pernyataan seorang hamba untuk tunduk kepada Allah.
Kedua, berdiri bagi yang mampu, hal ini merujuk kepada firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah 2 : 238 yang artinya :
“Peliharalah semua shalat dan shalat wustha dan berdirilah untuk Allah dengan khusyu”
Dalam sebuah hadist :
“Shalatlah sambil berdiri, jika kamu tidak mampu shalatlah sambil duduk dan jika kamu tidak mampu shalatlah sambil berbaring”
(HR. Bukhari dari Imran bin Hushain)
secara tauhid..., ini menjelaskan bahwa seorang mukmin telah siap jiwa dan semanpu raga untuk menghadap Allah, memberikan yang terbaik dari yang ia miliki sehingga shalatnya sempurna.
Ketiga, Takbiratull ikram..., dengan Lafaz Alloohuakbar yang artinya Allah Maha Besar.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Kunci shalat adalah bersuci, dan pengharamnya adalah takbir dan penghalalnya adalah mengucapkan salam”
(HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
secara tauhidnya hal ini sangatlah mendalam...., Allahuakbar..., begitu banyak makna dari kata tersebut. Allah maha besar..., ialah menyatakan yang Besar, yang Tinggi dan Yang Maha Kuasa dari segalanya adalah Allah. Manusia hanyalah seorang hamba yang hina yang tiada apa-apanya jika ia membandingkannya dengan Allah. Secara ilmiah manusia hanya memiliki dimensi yang sangat rendah yang tiada bisa memetakan dimensi Tuhan dalam dirinya...,
Sungguh sangat ia terlupa jika ada sombong di hati seseorang. Na'udzubillahimindzalik.
Sungguh sangat ia terlupa jika ada sombong di hati seseorang. Na'udzubillahimindzalik.
Keempat, Membaca Q.S Al-Fatihah, ialah kunci dari shalatnya seorang muslim, dalam Hadist :
Dari Ubadah bin Ash-Shamit radhiallahu anhu sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak syah shalat bagi orang yang tidak membaca surat Al-Fatihah”
(HR Muslim)
Disebut al-Fatihah artinya pembukaan kitab secara tertulis. Dan dengan al-Fatihah itu dibuka bacaan shalat. Anas bin Malik menyebutkan, al-Fatihah itu disebut juga Ummul Kitab menurut jumhur ulama. Dalam hadits shahih yang di riwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Hurairah, ia menuturkan, Rasulullah bersabda : "Adalah Ummul Qur'an, as-Sab'ul Matsani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang), dan al-Qur'anul 'Adzim." Surat ini disebut juga al-Hamdu dan as-Shalah. Hal itu dididasarkan pada sabda Rasulullah, dari Rabbnya berfirman :
"Aku membagi Shalat dengan hamba-Ku menjadi dua bagian. Jika seorang hamba mengucapkan: "alhamdulillahi rabbil 'alamin, maka Allah berfirman : Aku telah dipuji oleh hamba-Ku."
Al-Fatihah disebut Ash-Shalah, karena al-Fatihah itu sebagai syarat sahnya shalat. Selain itu al-Fatihah disebut juga asy-Syifa’, berdasarkan hadits riwayat ad-Darimi dari Abu Sa’id sebagai hadits marfu’ : Fatihatul kitab itu merupakan syifa’ dari setiap racun.
Tahuhid dalam bagian ini menyangkut keseluruhan shalat, tentang arti dari shalat yaitu “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “menghadirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya”
(Hasbi Asy-Syidiqi, 59)
Wallohua'lam
Kelima, Ruku' , Ruku secara bahasa adalah menunduk. Secara Syar'an adalah menundukkan badan hingga kedua telapak tanganna meraih/bersandar pada kedua lututnya, dan bahwa Ruku?nya Rasul saw itu tepat dalam posisi 90 derajat, hingga andai ditaruh sebuah gelas dipunggungnya niscaya tak tumpah, menunjukkan lurusnya posisi punggung beliau dalam 90 derajat. Sabda Rasulullah :
“Wahai kaum muslimin, tidak ada shalat bagi mereka yang tidak menegakkan punggungnya ketika ruku’ dan sujud’” (HR Ahmad 16297, Ibnu Majah 871 dan dishahihkan oleh al Albani dalam Shahihul Jami’ 7977)
Bacaan dari ruku' : Subhaana Rabbiyal ‘Adhiimii wa bi hamdih” yang berarti “Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Agung dan dengan puji-Nya”. Hal ini menunjukkan kesucian dari zat Allah yang Maha Agung.
Tauhid dalam rukun mengacu kepada arti dari ruku' itu sendiri, "Tunduk". Dengan ini seorang yang shalat menyatakan ketundukannya kepada Ilahi, merupakan sikap penghambaan diri seorang hamba yang tiada daya melainkan Ia yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa.
Keenam, I'tidal, secara arti ialah berdiri tegak.... Secara syar'an berarti tegak berdiri kembali ke posisi semula sebelum ruku'-nya.
Perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang salah dalam shalatnya:
“Kemudian berdirilah sehingga engkau tegak berdiri (I’tidal)”
(HR Bukhari )
Bacaan I'tidal : “Sami’allahu liman hamidah Rabbanaa lakal hamdu mil ‘us samaawaati wa mil ul ardhi wa mil ‘u maa syi’ta min syai’in ba’du” yang artinya “Allah sungguh mendengar para pemuji-Nya, Ya Allah Tuhan kami ! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu”
secara tauhid yang penulis ketahui, hal ini mengacu pada Sabda Rasulullahh :
"Apabila mengangkat kepalanya (bangkit dari ruku'), maka beliau Saw meluruskan (badannya)hingga semua rangkaian tulang belakangnya kembali ke posisinya". [HR. Bukhari]
Ketujuh, Sujud.., Secara bahasa adalah merendahkan diri serendah rendahnya. Secara syar'an adalah meletakkan 7 anggota sujudnya pada bumi tempat ia melakukan shalat, yaitu kedua telapak tangan, kedua lutut, kedua kaki, dan Dahinya, dengan mengangkat belakang tubuhnya lebih tinggi dari posisi dahinya, melambangkan kerendahan yg serendah rendahnya atas dahi.
Sabda Rasulullah :
“Kemudian sujudlah, sehingga kamu thuma’ninah dalam melaksanakannya” (HR Bukhari)
Bacaan dalam adalah “Subhana rabbiyal a’la wa bihamdih” yang berarti “Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Luhur dan dengan puji-Nya”
Dalam hal tauhid.., sangat banyak makna yang terkandung dalam rukun ini. Iyalah..., sujud, meletakkan dahi ke tempat terendah, bahkan lebih rendah dari tumit yang biasanya berada di tempat terendah ketika seseorang berdiri...., sementara dahi adalah bagian dari wajah atau image seseorang yang ianya dipandang terhormat, hebat dan mulia, tapi secara hakekatnya ia menunjukkan bahwa ia tiada apa-apanya di hadapan Allah, manusia sangatlah lemah. Tiada hal yang dapat menjadikan alasan bagi seseorang untuk mencokkakkan wajahnya setinggi-tingginya dalam kehidupan karena masih ada Zat yang Maha Kaya dan Maha Tinggi.
Kedelapan, Duduk antara dua sujud, Duduk antara dua sujud secara bahasa adalah duduk sebagaimana yang kita pahami, dan secara syar'an pun demikian, duduk dalam posisi apapun yg disebut duduk tetap sah shalatnya, misalnya bersila, tetap sah shalatnya, dan sunnah adalah duduk dengan Iftirash dengan menegakkan telapak kaki kanan dan menghamparkan kaki kiri sebagaimana kita lihat orang yg melakukan duduk dalam shalat.
Bacaan dalam rukun ini merupakan doa, ialah “Robighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii, wa’aafinii, wa’fu ‘annii” yang artinya Ya Allah, Ampunilah aku, Belas kasihanilah aku, Cukupkanlah segala kekuranganku, Angkatlah derajatku, Berilah rezeki kepadaku, Berilah petunjuk kepadaku, Berilah kesehatan kepadaku, dan berilah ampunan kepadaku”
Dalam arti tauhid, ialah seseorang yang shalat memohon atau memanjatkan munajah dengan duduk bersimpuh menghadap ridhaNya.
Kesembilan, Duduk Tahiyyat akhir, Tahiyyat secara bahasa adalah kemuliaan, secara syar'an adalah Salam kepada Allah, sebagaimana para sahabat mengucapkan salam pada Rasul SAW, salam pada sesama muslim, merekapun mengucapkan salam kepada Allah, maka Rasul saw bersabda : Jangan ucapkan salam pada Allah, karena Allah adalah Assalaam, tapi ucapkanlah Attahiyyatu lillah (Syarh Baijuri Bab Shalat). Dalam rukun ini seorang mukmin membaca Tasyahhud, yaitu secara bahasa adalah mengucapkan syahadat, secara syar'an adalah terbagi dua, Tasyahhud awwal dan Tasyahhud Akhir, tasyahhud awal (sunnah) adalah duduk setelah sujud kedua pada rakaat kedua, lalu membaca doa tasyahhud awal sebagaimana dijalankan oleh muslimin dan yang itu semua telah diajarkan oleh Rasul SAW, demikian pula Tsyahhud Akhir, yaitu ucapan yg merupakan percakapan antara Allah dan Rasul saw di malam Mi'raj beliau, sebagaimana Rasul SAW menceritakannya : aku bersujud dan berucap : Attahiyyatulmubarokatu..., dan seterusnya, Lalu Allah menjawab Assalaamu alaikua Ayyuhannabiyy.., lalu aku menjawab : Assalaamu alaina.., maka percakapan ini dijadikan kewajiban utk selalu diucapkan oleh setiap ummatnya, karena saat itu lah diwajibkannya shalat, maka shalat menyimpan rahasia kemuliaan Mi'raj Rasulullah SAW kepada Allah SWT. Adapun Menunjukkan jari ketika sedang tahiyat, tepatnya pada saat syahadat.
Merupakan pernyataan kesaksian diri. Sebagai mana telunjuk manusia diacungkan ketika ia disebutkan atau menyatakan sesuatu. Disini seorang mukmin menyatakan diri bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
Kesepuluh, Membbaca Tasyahud Akhir, hal ini telah dijelaskan pada penjelasan rukun kesembilan di atas.
Kesebelas, bersholawat kepada Nabi, secara tauhid ialah sholawat kepada Nabi yang Allah beserta malaikatnya selalu bersholawat keppada Beliau.
Seperti yang Allah firmankan dalam ayaatul ukhro :
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."
(QS al-Ahzab: 56)
Keduabelas, Salam..., Salam adalah ucapan dari rukun shalat yg terakhir degan niat selesai dari shalat, ucapan salam yangg pertama merupakan rukun shalat, dan salam yg kedua adalah sunnah, mengenai kpd siapa ucapan tersebut memang banyak khilaf, namun bukan itu daripada tujuan utama mengucapkan salam, karena tujuan utama dari salam dan seluruh gerakan shalat adalah Ittiba'lirrasul SAW dengan landasan perintah Allah swt dengan puluhan ayat pd Al Quranulkarim yg memerintahkan kita taat kepada Rasul SAW, dan mengikuti perintah Beliau.
Secara Tauhidnya..., seorang muslim setelah shalatnya telah siap menjadi hamba yang bermanfaat bagi orang lain diawali dengan membacakan salam. Sebagaimana sabda Rasulullah :
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain"
(HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah).
Ketigabelas, Tertib.., ialah melaksanankan setiap rangkaian rukun secara berurutan, tiada mendahului atau menempatkannya di akhir.
secara tahuhid mungkin ini bisa mengacu pada kedisiplinan, seorang muslim ialah ummat yan
g disiplin, dengan begitu banyak amalan dan kewajiban yang diwajibkan kepadanya, dengan disiplin ia akan mampu menjalaninya dengan tiada beban dan mengganggu waktunya.
Wallahu'aklam....,
Semoga tulisan ini bermanfaat sebagai penggugah hati dan pengetahuan kita. Tiada kesempurnaan dalam tulisan ini, andai ada yang salah dalam penyampaian atau maknanya mohon diberi masukan,
Wassalamu'laiakum warohmatulloohi wabarikatuh.
secara tahuhid mungkin ini bisa mengacu pada kedisiplinan, seorang muslim ialah ummat yan
Wallahu'aklam....,
Semoga tulisan ini bermanfaat sebagai penggugah hati dan pengetahuan kita. Tiada kesempurnaan dalam tulisan ini, andai ada yang salah dalam penyampaian atau maknanya mohon diberi masukan,
Wassalamu'laiakum warohmatulloohi wabarikatuh.
Written by: Muchlis Al-Habibi
Al-Kautsar_@n Islamic Side Updated at: 11:42:00 AM
0 komentar
Silahkan Beri Komentar Saudara...