Assalamu'alaikum Sahabat-sahabatku.
Sebelum memulai tulisan ini ada baiknya kita baca ayat Allah berikut :
Bismillahhirrohmaanirrohiim,
Bismillahhirrohmaanirrohiim,
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan,dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya"
[Q.S Al-Ma'ariij 70 : 19-27]
Baru-baru ini pemerintah kita telah menetapkan sebuah aturan Undang-Undang tentang kenaikan BBM dengan segala pertimbangan dan dasar yang telah dikaji. Berbagai macam penolakan telah dilakukan oleh masyarakat maupun mahasiswa yang berdemo untuk menolak rencana Undang-Undang tersebut. Apa daya, kita hanya bisa menerima keputusan dari pemerintah dan DPR yang seyogianya kita sendiri yang memilih mereka sebagai wakil kita. Apakah pemerintah tidak pro rakyat kecil? Apakah para anggota DPR yang pada hakekatnya adalah pesuruh kita tiada memikirkan tentang nasip kita-kita yang masih tergolong pada ekonomi lemah sampai menengah? Jangankan rupiah sebesar 2.500,- , bahkan rupiah 500,- atau istilah kerennya gopek pun kadang sangat bermanfaat untuk kita-kita, ( terutama masa-masa tanggal tua mahasiswa, wkwkwk ).
Saudaraku, bukan pertanyaan-pertanyaan di atas yang harus kita bahas sampai kita pusing seribu keliling, toh kenaikan BBM telah ditetapkan dan mungkin kita semua rata-rata dah merasakannya bersama-sama. Tapi saudaraku, mari kita berperasangka baik, mari memcoba mengambil hikmah dari kenaikan BBM ini. Toh tanpa kita sengaja kadang kita sering menghamburkan uang kita ( maaf buuat sebagian orang, termasuk saya, hihihi ), kita sering jajan yang gak penting, beli rokok yang jauh harganya dari selisih pertambahan harga BBM yang baru ini, atau kepada hal-hal lain.
Tidak semua masyarakat merespon rencana kenaikan harga bahan bakar minyak dengan melakukan unjuk rasa. Akan tetapi, sebagian masyarakat yang ingin harga bahan bakar minyak tidak naik berusaha dengan berdoa kepada Allah agar memberikan pertolongan kepada rakyat Indonesia dengan tidak naiknya harga bahan bakar minyak dan sekaligus menyadarkan pemerintah untuk memikirkan secara jernih nasib rakyat dengan kebijakan naiknya harga bahan bakar minyak yang akan berakibat dengan naiknya seluruh kebutuhan masyarakat.
Doa yang dilafazkan oleh masyarakat yang tidak berunjuk rasa didasarkan pada keyakinan penuh akan hadis qudsi, dimana Allah berfirman: “Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya”. Seorang hamba yang yakin akan pertolongan Allah, maka dengan sangat meyakinkan Allah pasti akan menolongnya. Seorang hamba yang yakin doanya akan dikabulkan, maka Allah akan mengabulkan doa-doa tersebut lebih dari yang kita minta.
Jika kenaikan bahan bakar minyak merupakan masalah yang harus dihadapi dengan serius, maka yakinlah hanya Allah yang bisa menolongnya. Jangan sampai kita terjebak pada keyakinan yang keliru. Akibatnya kita meminta pertolongan pada mahkluk Allah untuk mengatasi kesulitan atau tujuan kita, bukan pada Allah. Sering kita melihat seorang pengusaha muslim yang meminta bantuan pada dukun atau orang pintar untuk memperlancar usahanya. Apakah mereka tidak sadar, siapa pemilik semua yang ada di alam raya ini? Semoga kita bisa mengambil hikmahnya. Jangan sampai kita menjadi orang yang dilaknat Allah karena telah menyekutukanNya.
Kapankah pertolongan Allah akan tiba? Begitu banyak yang selalu menanti dan mengharap pertolongan Allah. Ada yang sabar, ada yang tidak sabar. Ada yang yakin bahwa Allah akan menolong, ada juga yang ragu-ragu. Ada yang menikmati saat-saat menanti pertolongan Allah, namun tak sedikit yang sengsara.
Akan tetapi, bagi orang-orang yang telah mengetahui ilmunya, yakin benar bahwa Allah adalah dzat yang sama sekali tidak pernah bohong terhadap apa yang Dia janjikan. Allah adalah dzat yang sekali-kali tidak pernah salah perhitungn sedikitpun juga atas segala takdir dan ketentuan-Nya. Pasti tidak akan meleset, pasti tidak akan mengecewakan! Hanya, perkara bentuk ataupun waktunya, masya Allah, itu sama sekali bukan urusan kita.
Bukankah untuk itu Allah swt., telah menebar janji dan jaminan-Nya lewat Alquran? Simaklah firman-Nya yang sungguh Maha Benar ini,
‘Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).”
[Q.S. Al Mukmim :51].
“…Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.”
[Q.S. Ar Ruum :47].
Ada sebuah keluarga yang selalu di rundung ujian oleh Allah. Kedua suami istri ini ditakdirkan menderita suatu penyakit. Sang suami diuji dengan sakit yang berkepanjangan; sekali jatuh sakit dia harus berbaring selama dua hingga tiga tahun. Isterinya pun ternyata harus mendapat ujian sakit pula. Hal ini kerapkali menimpa keduanya semenjak awal berumah tangga. Akan tetapi, alhamdulillah keluarga ini benar-benar beriman.
Sampai suatu saat sang isteri ditakdirkan oleh Allah mengandung, namun sayang kehamilannya ini pun merupakan satu batu ujian tersendiri. Dokter menyarankan agar kandungannya harus segera dibersihkan. Kalau tidak akan menambah masalah baru bagi kesehatannya. Berapa biayanya? Subhanallah, untuk membersihkannya saja dibutuhkan biaya tak kurang dari empat ratus ribu rupiah. Jelas, keluarga yang memang hidup pas-pasan ini tidak mampu menanggung biaya sebesar itu.
Keduanya pun hanya bisa menjerit kepada Allah mengadukan semua ini. “Ya Allah, sungguh Engkau Mahatahu keadaan kami. Engkau Mahatahu kami miskin harta. Kini Engkau uji kami dengan kejadian seperti ini. Hanya Engkaulah yang mampu menolong dan melapangkan kesempitan hamba-hamba-Mu,” rintihnya. Begitulah karena ketidakmampuannya menyediakan biaya pengobatan, sang istri hanya bisa berbaring lesu ditempat tidur.
Hingga akhirnya turunlah pertolongan dari Allah yang Maharahman, yang syariatnya ternyata berupa sakit thypus! Panas! Panas sekujur tubuhnya, panas kepalanya, panas perutnya! Akibatnya, terjadilah keguguran. Dan dokter yang memeriksanya kemudian, menyatakan bahwa kandungannya kini telah bersih, sehingga tidak perlu lagi diadakan pembersihan kandungan sebagaimana yang telah disarankannya tempo hari. Allahu Akbar!
Pertolongan Allah memang tidak mesti sebentuk dengan apa yang kita duga dan harapkan. Kita jangan terperdaya oleh syetan yang menganggap Allah tidak menolong kita, padahal pertolongan Allah ternyata sudah datang. Hanya karena beda bentuk saja.
Allah pasti sangat memperhatikan keadaan kita jauh lebih besar daripada perhatian kita terhadap diri sendiri. Betapa tidak! Karena, Dia-lah yang merancang tubuh kitadengan detail, sedangkankita tidak tahu apa-apa tentang diri ini. Lantas apalagi yang perlu kita kita ragukan dalam hidup ini tentang jaminan dan jamuan dari Allah swt.
Hanya orang-orang malang yang ragu-ragu terhadap janji Allah. Padahal keraguan tidak mendatangkan apapun, selain mendatangkan kesengsaraan! Yakin ataupun tidak yakin tetap saja ketentuan Allah akan menimpa kita. Hanya dengan keyakinan yang mantapah ketentuan Allah akan berubah menjadi ladang nikmat apapun yang terjadi. Akan tetapi, kalau kita hadapi kejadian dalam hidup ini dengan buruk sangka terhadap pertolongan Allah, maka kita sudah sengsara duluan menghadapinya, bahkan terhalang juga pertolongan Allah itu karena keburuksangkaan kita terhadapnya.
Oleh sebab itu, mari kita sikapi rencana kenaikan bahan bakar minyak dengan arif dan bijaksana, jangan sekali-kali mimpi hidup enak tanpa ujian dari Allah karena bagaimanapun ujian itu sendiri merupakan konsekuensi logis dari keberimanan kita. Sejauh kita yakin bahwa ujian merupakan suatu jalan bagi diangkatnya derajat keimanan kita, insya Allah semua ini akan menjadi ladang nikmat. Karena, toh tidak bisa diragukan lagi bahwa diujung segala ujian, karunia pertolongan-Nya siap menyongsong.
Ketahui Saudaraku, Allah tiada memberi beban yang melampaui kesanggupan hambanya. Mari mencoba melapangkan dada, berusaha dan berserah diri kepada Allah. Dari pada kita terus mengeluh, atau bahkan sampai ada upat dan caci maki, Na'udzubillah, toh itu gak akan mengubah keputusan itu kan? Kerna tiap-tiap kita telah memiliki rizkinya masing-masing. Dan jangan pernah lupa tentang ayat Allah dalam ayat seribu dinar :
Sesiapa yang bertaqwa kepada Allah(dengan mengerjakan suruhan-Nya dan meninggalkan larangan-Nya), nescaya akan diberikannya kelapangan (jalan keluar dari segala perkara yang menyusahkannya). Dan diberikanya rezeki yang tidak disangka-sangka. Dan (ingatlah), sesiapa yang bertawakal (berserah diri bulat-bulat) kepada Allah, maka dicukupkan baginya (keperluan untuk menolong dan menyelamatkannya). Sesungguhnya Allah tetap melakukan segala yang di kehendaki-Nya. Allah telahpun menentukan kadar dan masa bagi berlakunya tiap-tiap sesuatu.
[Q.S At-Talaq Ayat 2 & 3 ]
Think-smart saudaraku, usaha telah kita lakukan, inilah memang usaha kita untuk menolaknya tiada terwujud, mungkin Allah punya rencana di balik semua itu. Jadi tugas kita sekarang adalah tawakkal dan tetap berusaha. Semoga kita selalu dapat petunjuk dan ridhoNya. Amin...
Semoga bermanfaat,
Wassalam :)
Wassalam :)
Written by: Muchlis Al-Habibi
Al-Kautsar_@n Islamic Side Updated at: 3:35:00 PM
0 komentar
Silahkan Beri Komentar Saudara...