Selamat membaca
Muhammad Adalah Manusia Pertama ( ISU )
semoga bermanfaat

Muhammad Adalah Manusia Pertama ( ISU )

Al-kautsar an islamic side adalah blog tentang risalah/artikel islam dan aplikasi islami

Muhammad Adalah Manusia Pertama ( ISU )

Assalamu'alaikum,
Smoga saudara-saudaraku sekalian senantiasa dalam keadaan sehat dan baik hatinya, baik akalnya seta paling utama baik imannya, Aminnn.
Tak lupa kerna ini masih bulan syawal penulis ucapkan Minal'aidzin walfaidzin kepada shahib saya semua, smoga kita benar-benar menjadi hambanya yang Taqwa.

Dalam kesempatan ini , serta ucapan terimakasih saya kepada abanganda Ustadz Dr. Fuji Rahmadi P., MA yang telah memberi saya amanah untuk mempublikasikan sebuah rubrik hukum Islam yang sangat luar biasa menurut saya. Ialah tentang Isu bahwa Nabi Muhammad SAW Adalah Manusia Pertama yang beredar di kalangan masyarakat yang dipicu oleh beberapa pendapat. Kerna itu penulis mengangkat judul Muhammad Adalah Manusia Pertama ( ISU ) yang dikemas dalam sesi tanya jawab. Selamat membaca. 

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum ustadz,… Benarkah bahwa Nabi Muhammad saw. makhluk Allah yang pertama dan bahwa beliau diciptakan dari cahaya? Kami mengharapkan pendapat yang disertai dalil-dalil dari Alquran dan As-Sunnah. Terima kasih ustadz atas jawabannya. Dari Mustofa di Medan

Jawab:
Bapak/Saudara Mustofa yang dirahmati Allah, telah diketahui bahwa hadis-hadis yang menyatakan bahwa makhluk pertama adalah itu atau ini ... dan seterusnya, tidak satu pun yang shahih, sebagaimana ditetapkan oleh para ulama Sunnah. Oleh karena itu, kami dapatkan sebagian bertentangan dengan sebagian lainnya. Sebuah hadis mengatakan, "Bahwa yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah pena."

Hadis lainnya mengatakan, “Aku ini telah menjadi Nabi ketika Adam masih dalam keadaan antara ruh dan jasad”. Hal ini juga didukung oleh hadis yang mengatakan bahwa: "Yang pertama kali diciptakan Allah adalah akal." Telah tersiar di antara orang awam dari kisah-kisah maulid yang sering dibaca bahwa Allah menggenggam cahaya-Nya, lalu berfirman, "Jadilah engkau Muhammad." Maka ia adalah makhluk yang pertama kali diciptakan Allah, dan dari situ diciptakan langit, bumi dan seterusnya. 

Dari itu tersiar kalimat: "Shalawat dan salam bagimu wahai makhluk Allah yang pertama," hingga kalimat itu dikaitkan dengan adzan yang disyariatkan, seakan-akan bagian darinya. Perkataan itu tidak sah riwayatnya dan tidak dibenarkan oleh akal, tidak akan mengangkat agama, dan tidak pula bermanfaat bagi perkembangan dari peradaban dunia.

Keawalan Nabi Muhammad saw. sebagai makhluk Allah tidak terbukti, seandainya terbukti tidaklah berpengaruh pada keutamaan dan kedudukannya di sisi Allah. Tatkala Allah Ta'ala memujinya dalam Kitab-Nya, maka Allah memujinya dengan alasan keutamaaan yang sebenarnya. Allah berfirman: "Dan sesungguhnya kamu benar-benar orang yang berbudi pekerti agung" (QS. Al-Qalam: 4).

Hal itu yang terbukti dan ditetapkan secara mutawatir. Nabi kita Muhammad saw. adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib Al-Hasyimi Al-Quraisy yang dilahirkan lantaran kedua orang tuanya, Abdullah bin Abdul Muththalib dan Aminah binti Wahb, di Mekkah, pada tahun Gajah. Beliau dilahirkan sebagaimana halnya manusia biasa dan dibesarkan sebagaimana manusia dibesarkan. Beliau diutus sebagaimana para Nabi dan Rasul sebelumnya diutus, dan bukan Rasul yang pertama di antara Rasul-rasul.

Beliau hidup dalam waktu terbatas, kemudian Allah memanggilnya kembali kepada-Nya: "Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)." (QS. Az-Zumar: 30). Beliau akan ditanya pada hari Kiamat, sebagaimana para Rasul ditanya: "(Ingatlah) hari di waktu Allah mengumpulkan para Rasul, lalu Allah bertanya (kepada mereka), 'Apa jawaban kaummu terhadap (seruan)mu?' Para Rasul menjawab, 'Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu) sesungguhnya Engkau-lah yang mengetahui perkara yang gaib'." (QS. Al-Maidah: 109).

Alquran telah menegaskan kemanusiaan Muhammad saw. di berbagai tempat dan Allah memerintahkan menyampaikan hal itu kepada orang-orang dalam berbagai surat, antara lain: "Katakanlah, 'Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukann kepadaku, Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa ...'." (QS. Al-Kahfi: 110)."Katakanlah, 'Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi Rasul?'" (QS. Al-Isra': 93).

Ayat di atas menunjukkan bahwa beliau adalah manusia seperti manusia-manusia lainnya, tidak memiliki keistimewaan, kecuali dengan wahyu dan risalah. Nabi saw. menegaskan makna kemanusiaannya dan penghambaannya terhadap Allah, dan memperingatkan agar tidak mengikuti kebiasaan-kebiasaan dari orang-orang sebelum kita, yaitu penganut agama-agama terdahulu dalam hal memuja dan menyanjung: "Janganlah kamu sekalian menyanjungku sebagaimana kaum Nasrani menyanjung Isa putra Maryam. sesungguhnya aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya." (HR. Bukhari).

Nabi yang agung ini adalah manusia seperti manusia lainnya dan tidak diciptakan dari cahaya maupun emas, tetapi diciptakan dari air yang memancar dan keluar dari tulang sulbi laki-laki dan tulang rusuk wanita sebagai bahan penciptaan Muhammad saw. Adapun dari segi risalah dan hidayat-Nya, maka beliau adalah cahaya Allah dan pelita yang amat terang. Alquran menyatakan hal itu dan berbicara kepada Nabi saw.: "Wahai Nabi sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira serta pemberi peringatan. Untuk menjadi penyeru pada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi."(QS. Al-Ahzab: 45-6).

Allah swt. berfirman yang ditujukan kepada Ahlul kitab: "... Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan." (QS. Al-Maidah: 15). "Cahaya" dalam ayat itu adalah Rasulullah saw, sebagaimana Alquran yang diturunkan kepada beliau adalah juga cahaya. Allah swt. berfirman: "Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya serta cahanya (Alquran) yang telah Kami turunkan." (QS. At-Taghaabun: 8). "... dan telah Kami turunkan kepada kamu cahaya yang terangbenderang." (QS. An-Nisa': 174). Allah telah menentukan tugasnya dengan firman-Nya: "... Supaya kamu mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang-benderang..." (QS. Ibrahim: 1).

Doa Nabi saw.: "Ya Allah, berilah aku cahaya di dalam hatiku berilah aku cahaya dalam pendengaranku dan berilah aku cahaya dalam penglihatanku berilah aku cahaya dalam rambutku berilah aku cahaya di sebelah kanan dan kiriku di depan dan di belakangku." (HR. Muttafaq Alaih). Maka, beliau adalah Nabi pembawa cahaya dan Rasul pembawa hidayat. 


Dari uraian pendapat dan dalil yang telah disuguhkan di atas, telah jelaslah Isu tentang Muhammad Adalah Manusia Pertama merupakan ISU belaka yang tiada dalil jyang shahih sebagai pendukungnya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang mengikuti petunjuk cahaya dan Sunnahnya. Aminn

Wassalam..
Silahkan Bookmark and Share artikel ini:
Written by: Muchlis Al-Habibi
Al-Kautsar_@n Islamic Side Updated at: 1:44:00 AM

0 komentar

Silahkan Beri Komentar Saudara...

Home

Terpopuler